IQNA

Sayyid Mutawally Abdel Aal dan Kecintaan Tilawah Hingga Akhir Hayat

12:26 - April 27, 2024
Berita ID: 3479977
IQNA - Syekh Sayyid Mutawally Abdel Aal memiliki suara sedih dan mengesankan yang membacakan Alquran di banyak negara di dunia dan merupakan salah satu duta Alquran terbaik di Mesir. Pada tanggal 27 bulan Ramadhan, saat acara berkabung salah satu pemuda desa al-Fadadnah, setelah salat Isya dan pembacaan ayat-ayat surah Luqman dan surah Sajdah pertama, ia meninggal dunia.

Menurut Iqna, dalam rangka peringatan hari kelahiran Sayyid Mutawally Abdel Aal yang jatuh pada  tanggal 26 April, qari kenamaan Mesir tersebut situs al-Youm7 melakukan wawancara dengan istri dan anak qari kenamaan tersebut, teksnya adalah sebagai berikut:

Kelahirannya merupakan awal sejarah nyata bagi desa “Al-Fadadnah” dari pusat Faqus di provinsi Al-Sharqiya Mesir, dan menjadikan desa ini terkenal di tingkat lokal dan internasional serta tercatat dalam sejarah dengan keindahan yang luar biasa.

Sayyid Mutawally Abdel Aal lahir pada tanggal 26 April 1947.

Ketika Sayyid berusia 5 tahun, orang tuanya mengirimnya ke sekolah Syeikha "Maryam Raziq" untuk belajar Alquran. Pihak sekolah menyaksikan kejeniusan anak tersebut, dan Syeikha Maryam melihat tanda-tanda anugerah yang dititipkan pada dirinya, yaitu suara yang merdu dan nafas yang panjang. Oleh karena itu, ia mulai mengajarkan Alquran kepada anak tersebut, dan pada usia 12 tahun, Sayyid sudah mampu menghafal seluruh Alquran dan dikenal sebagai "Syekh Sayyid" di desanya. Kemudian, ia belajar Hafs dari Asim bersama Syekh Ahmad Al-Sawi Abd al-Maati, dan setelah itu, di hadapan Syekh Taha al-Wakil di desa Al-Arin, ia mempelajari ilmu-ilmu Alquran dan riwayat Warsh dan Qalun dari Nafi. Pada usia 12 tahun, ia mulai membaca Alquran dan ketenarannya secara bertahap meningkat di desa asalnya.

Hajah Najat al-Sayed Ahmed", istri Sayyid Mutawally Abdel Aal, mengatakan dalam hal ini: Sayyid mewarisi suara indahnya dari ayahnya.

گزارش/ سید متولی عبدالعال؛ بهترین سفیر قرآن

Nadia, putri dari Sayyid Mutawally Abdel Aal, seorang guru bahasa Inggris dan hafizah Alquran, bercerita tentang ayahnya: “Ayah saya penghafal Alquran di sekolah desa. Penanggung jawab penghafal Alquran di desa tersebut adalah seorang wanita tua buta bernama Syeikha Maryam Raziq, dan jika bukan karena dia, tidak akan ada satu pun penghafal Alquran yang berasal dari desa Al-Fadadnah. Syeikha Maryam belum menikah dan menghabiskan waktunya dengan menghafal Alquran.   

Dr Salah, putra Syekh Sayyid Mutawally Abdel Aal, yang adalah seorang dokter, berkata tentang ayahnya: “Ayah saya menjadi terkenal di dunia pada awal tahun 1984 ketika dia merekam surah Yusuf dan surah-surah kecil Alquran untuk perusahaan Saut al-Sharqiya, dan namanya melejit seperti kilat di seluruh dunia. Itu diterbitkan di Mesir dan negara-negara lain. Kemudian ajakan untuk ikut memeriahkan malam bulan suci Ramadhan pun berdatangan. Mula-mula pusat Ihya’ al-Turats al-Islami mengirimkan undangan kepadanya dari Qatar, kemudian Nigeria dan Iran, dan selama 14 tahun, undangan dikirimkan kepada ayah saya dari berbagai negara seperti Lebanon, Suriah, Afrika Selatan, Iran, India, dan Indonesia, dan secara resmi diterima. Ayah saya mendapatkan banyak ketenaran dan bersaing dengan penyiar radio hingga dia resmi bergabung dengan radio pada tahun 1997.

Berikut ini Anda dapat melihat video pengajian yang jarang dilihat oleh Ustad Abdul Aal:  

Putra Sayyid Mutawally Abdel Aal berkata: “Ayah saya meninggal dimana merupakan keadaan terbaik untuk akhir hidupnya, pada tanggal 16 Juli 2015, yang bertepatan dengan bulan Ramadhan ke-27, dalam acara berkabung salah satu para pemuda desa al-Fadadnah, setelah salat Isya dan setelah membaca Alquran. Malam itu, dia membacakan ayat-ayat dari surah Luqman dan surah As-Sajdah yang pertama, dan dia membaca dengan sangat khusyu’.”

Qari Mesir terkenal ini melakukan perjalanan ke Republik Islam Iran untuk pertama kalinya pada tahun 1370 HS bersama almarhum Ustad Shahat Mohammad Anwar, dan selain mentilawah di berbagai kalangan, ia juga menjadi juri di musabaqoh Alquran internasional Republik Islam Iran. Terakhir kali ia menjadi tamu bangsa Iran di bulan suci Ramadhan (Tir 1393 HS), dalam perjalanannya ke Masyhad, ia meninggalkan bacaan indah di haram suci Imam Ridha as. (HRY)

 

 

 4212200

Kunci-kunci: kecintaan ، tilawah ، Akhir
captcha