IQNA

Profesor Universitas Teheran:

Islamofobia, Gender, dan Pendekatan Instrumental Telah Menargetkan Identitas Perempuan Muslim di Barat

20:12 - February 01, 2022
Berita ID: 3476409
TEHERAN (IQNA) - Profesor Universitas Teheran menganggap Islamofobia, pendekatan instrumental, dan diskriminasi berbasis gender sebagai tantangan paling penting yang dihadapi perempuan Muslim di negara-negara Barat dan menyerukan pemahaman dan pengakuan ajaran-ajaran pokok Islam untuk menghadapi tantangan ini.

Menurut IQNA, webinar "Tantangan Perempuan Muslim dan Keluarga di Barat" diselenggarakan dalam bahasa Inggris bekerja sama dengan Kantor Berita IQNA, Direktorat Jenderal Kerjasama Budaya dan Komunikasi Iran di Luar Negeri, Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam serta Universitas Az-Zahra, dengan kehadiran Dr. Afsaneh Tavassoli, asisten professor departemen studi perempuan dan keluarga Universitas Az-Zahra (sa); Dr. Syeda Umme Farwa Naqvi, peneliti dan pengajar pembahasan-pembahasan Islam dan pendiri organisasi Labaik ya Zahra (sa) di London dan Dr. Hakimeh Saghaye Biriya, Profesor Pendidikan dan Pemikiran Islam dari Universitas Teheran. 

Dr. Hakimeh Saghaye Biriya menjadi pembicara ketiga dalam webinar ini. Dalam pidatonya, dia menyarankan untuk mencabut tantangan paling penting yang dihadapi perempuan dan keluarga Muslim di Barat dan mengusulkan solusi untuk mengatasinya. Detil percakapan IQNA dengan dosen Universitas Teheran ini bisa Anda baca di bawah ini:

IQNA: Masalah apa yang dihadapi perempuan Muslim terutama di negara-negara Barat?

Mengenai tantangan yang dihadapi perempuan Muslim di Barat, saya ingin berbicara tentang dua tantangan yang berbeda. Salah satunya untuk perempuan Muslim dan yang lainnya adalah sesuatu yang dihadapi semua perempuan di negara-negara Barat. Tantangan pertama adalah Islamofobia dan yang kedua adalah objektifikasi perempuan.

Perempuan Muslim menghadapi "Islamofobia gender". Maksud saya citra seorang perempuan Muslim yang diciptakan selama konfrontasi Barat dengan masyarakat Muslim, terutama setelah kolonialisme.

IQNA - Anda berbicara tentang Tantangan Objektifikasi. Apa yang dimaksud dengan fenomena ini?

Tantangan penting lainnya yang dihadapi perempuan adalah objektifikasi atau pandangan instrumental terhadap perempuan yang kita lihat di masyarakat Barat pada umumnya, dan ini merupakan tantangan yang tidak khusus bagi perempuan Muslim tetapi mereka tidak terkecuali, sehingga mereka harus mewaspadai tantangan ini. Ini ada hubungannya dengan pendidikan, budaya di mana keluarga kita tinggal; Kita berbicara tentang budaya yang mengancam identitas Islam kita.

Jadi, pertanyaan pertama adalah, "Apa itu objektifikasi?" "Apa yang kita bicarakan?" Saya merujuk pada sebuah artikel yang ditulis oleh dua peneliti, Fredrickson dan Roberts, berjudul "Teori Obyektifitas: Memahami Pengalaman Hidup Perempuan dan Risiko Kesehatan Mental" di mana Teori Objektifikasi: Menuju Pemahaman Pengalaman Hidup Perempuan dan Risiko Kesehatan Mental, dimana makalah mereka berteori dan menjelaskan bahwa objektifikasi adalah proses dimana fenomena yang bukan objek di pandang sebagai objek.

Islamofobia, Gender, dan Pendekatan Instrumental Telah Menargetkan Identitas Perempuan Muslim di Barat

Oleh karena itu, Anda menghadapi proses yang disebut Dehumanisasi. Apa artinya? Dalam artian bahwa perempuan dilihat sebagai objek, bukan manusia. Makhluk yang tidak memiliki kekuatan penilaian dan kemandirian. Sehingga visi, karakter dan perilaku mereka dikendalikan oleh faktor eksternal. Hal ini umumnya berlaku untuk perempuan yang hidup dalam budaya Barat. (HRY)

 

4032410

captcha