IQNA

Pemuda Bahrain yang Menginjak-injak Bendera Rezim Zionis Dipanggil

7:34 - August 13, 2022
Berita ID: 3477151
TEHERAN (IQNA) - Sejalan dengan kebijakan rezim Al Khalifa dalam normalisasi hubungan dengan rezim Zionis, aparat keamanan Bahrain memanggil sejumlah pemuda yang menginjak-injak bendera rezim pendudukan pada saat acara duka Muharram untuk dimintai keterangan.

“Aparat keamanan Bahrain, dalam aksi terbaru dan sejalan dengan Zionis, memanggil sejumlah pemuda dari desa Al-Diraz untuk dimintai keterangan karena menginjak-injak bendera rezim Zionis saat acara berkabung,” menurut Iqna, mengutip Al-Alam.

Bahrain TV menerbitkan gambar pemuda desa Al-Diraz, yang dalam solidaritas dengan rakyat Palestina dan mengutuk agresi baru-baru ini di Jalur Gaza, menginjak-injak bendera rezim Zionis, yang ditempatkan di jalur prosesi berkabung.

Tindakan ini terjadi beberapa hari setelah Organisasi Pariwisata dan Pameran Bahrain mengeluarkan arahan kepada hotel-hotel untuk melengkapi set televisi untuk saluran Ibrani dan penambahan saluran Israel i24.

Menurut laporan video yang disiarkan oleh situs oposisi Bahrain yang disebut "Al-Lulu", keputusan ini dibuat berdasarkan penandatanganan nota kesepahaman antara Pusat Telekomunikasi Nasional Bahrain dan Jaringan Ibrani.

Dalam laporan di atas, ditegaskan bahwa tindakan ini merupakan langkah baru dalam memberlakukan normalisasi pada warga Bahrain dan bahkan kemungkinan intervensi rezim pendudukan dalam kedaulatan Bahrain.

Pasukan keamanan Bahrain menekan demonstrasi menentang normalisasi

Bulan lalu, pasukan keamanan Al Khalifa menghadapi protes terus menerus terhadap normalisasi resmi dengan pendudukan Israel dan kunjungan Lair Lapid, Menteri Luar Negeri rezim Zionis, ke Manama.

Laman-laman milik para oposisi Bahrain dan lainnya yang menolak normalisasi mengatakan pasukan keamanan Al Khalifa telah menindak protes terhadap normalisasi di Pulau Sitrah, selatan ibukota Manama.

Juga, "Koalisi Teluk (Persia) untuk Menolak Normalisasi" mengeluarkan pernyataan dan mengatakan bahwa mereka menolak acara penyambutan otoritas Bahrain untuk Lapid, yang membuka kedutaannya di Manama, dan menghormati sikap-sikap yang diungkapkan oleh rakyat Bahrain dan sipil mereka dalam menolak normalisasi  serta mendukungnya.

Pada September 2020, Bahrain memberikan landasan bagi normalisasi hubungan dengan rezim Israel oleh 4 negara Arab dalam kerangka kesepakatan amandemen "Perjanjian Abraham" yang dibuat oleh Amerika Serikat.

Sejak normalisasi, Manama dan Tel Aviv telah bekerja untuk memperkuat hubungan bilateral. Pada bulan Februari, Israel menandatangani perjanjian kerjasama ilmu pengetahuan dan teknologi dengan Bahrain, diikuti oleh perjanjian untuk bekerja sama dalam inovasi kesehatan dan medis dan penelitian medis. (HRY)

 

4077530

captcha