IQNA

Apa Kata Alquran/ 14

Alquran Secara Terang-Terangan Menentang Rasisme

15:58 - June 30, 2022
Berita ID: 3476994
TEHERAN (IQNA) - Asas persamaan pada hakikat laki-laki dan perempuan dan asas perbedaan kriteria manusia adalah dua asas yang secara tegas dinyatakan dalam Alquran, khususnya dalam sebuah ayat dari surah Al-Hujurat.

Ada banyak diskriminasi dan konflik antar etnis dan berbagai ras, banyak di antaranya memiliki akar yang panjang. Perbedaan antara individu dan etnis adalah masalah alami. Masalahnya dimulai ketika perbedaan-perbedaan ini menjadi ukuran nilai beberapa orang dan ketidakberhargaan orang lain.

Pandangan keliru ini, di mana rasisme adalah salah satu contohnya, telah menjadi sumber dari banyak perang. Ajaran Alquran tidak acuh terhadap masalah ini, dan meskipun secara global menolak pelabelan perbedaan alami untuk nilai manusia, namun menyatakan kriteria khusus untuk nilai manusia.

«يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ»

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al-Hujarat: 13)

Dalam ayat ini disebutkan tiga asas penting: Asas persamaan dalam penciptaan laki-laki dan perempuan, asas perbedaan kriteria manusia, dan asas bahwa ketakwaan adalah tolok ukur keutamaan. Tentu saja, dalam ayat-ayat Alquran lainnya, bisa dijumpai tolok ukur seperti pengetahuan, sejarah, amanah, kemampuan dan hijrah.

Penulis tafsir Nemuneh telah menjelaskan pesan ayat ini di samping mengesampingkan diskriminasi sebagai berikut: Maksud penciptaan manusia dari seorang pria dan seorang wanita berarti kembalinya garis keturunan manusia kepada "Adam" dan "Hawa", jadi karena mereka semua berasal dari asal yang sama, maka tidak ada arti ketika mereka saling bangga dalam hal nasab dan jika Allah telah menciptakan kriteria untuk masing-masing suku dan marga untuk menjaga tatanan kehidupan sosial masyarakat, karena perbedaan ini adalah penyebab identifikasi dan tanpa mengidentifikasi orang, ketertiban tidak akan berlaku dalam masyarakat manusia.

Tafsir Noor telah menjelaskan beberapa pesan dari ayat mulia ini:

1- Maskulin atau femenim atau berasal dari suku dan kelompok etnis tertentu, bukanlah ukuran kebanggaan dimana ini adalah pekerjaan Tuhan. "Sesungguhnya Kami menciptakan”, “Dan menjadikan”.

2- Perbedaan yang terlihat pada bentuk dan rupa manusia adalah kebijaksanaan dan untuk saling mengenal, bukan untuk dibanggakan . « لِتَعَارَفُوا»

3- Kemuliaan cepat berlalu di mata orang, mendapatkan kemuliaan itu penting di mata Allah swt, “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah”.

4- Alquran menolak semua diskriminasi ras, partisan, etnis, suku, iklim, ekonomi, intelektual, budaya, sosial dan militer dan menganggap ketakwaan sebagai tolok ukur keutamaan, “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu”.

5- Mengejar supremasi adalah sifat manusia dan Islam telah menjadikan ketakwaan sebagai jalan keinginan alami ini, “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu”.

6- Janganlah kita mengklaim ketakwaan dan berpura-pura dengannya, dimana sesungguhnya Allah swt mengenal semua orang dengan baik, “Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (HRY)

berita-berita terkait
Kunci-kunci: Rasisme ، Suku ، persatuan ، Kemuliaan
captcha